Setelah menikah, rutinitas perskincareanku berubah. Masalah utamanya karena pasutri ini hidup nomaden. Berpindah dari satu kota ke kota lain. Dalam setahun ini sudah sekitar empat kota kami singgahi. Capek sih sebetulnya, tapi ya sudah komitmen karena dulu janji sama suami, enggak mau LDM.
Niat awal bebersih file di komputer. Eh, malah nemu cerita tentang pengalaman pas di ikutan open trip di Bromo. Ya udah yuk, mari kita post. Sekalian melepas kangen bisa jalan-jalan sendiri.
Tempat ini salah satu ikonnya Kota Malang. Posisinya enggak jauh dari Stasiun Malang. Di sini kita cuma numpang foto sih. Sebagai penanda awal perjalanan kita.
Foto: Nathan Tour Holiday |
Tujuan Kedua : COBAN RONDO
Selanjutnya bis meluncur menuju Coban Rondo, salah satu tempat wisata kece di Malang. Coban dan rondo merupakan Bahasa Jawa. Coban artinya air terjun sedangkan rondo berarti janda. Tempat ini memiliki kisah sendiri. Saat memasuki coban, ada sebuah papan yang menceritakan legenda Coban Rondo.
Dikisahkan sepasang pengantin baru bernama Dewi Anjarwati yang berasal dari Gunung Kawi dan Raden Baron Kusuma yang berasal dari Gunung Anjasmoro, saat usia pernikahan mereka selapan atau 36 hari, Dewi Anjarwati mengajak suaminya berkunjung ke rumah mertuanya di Gunung Anjasmoro. Berdasarkan adat orang Jawa, jika usia pengantin masih selapan, mereka belum diperbolehkan meninggalkan rumah terlalu jauh.
Papan yang bercerita Legenda Coban Rondo. Monyetnya bergelantungan. |
Saat saya masuk ke dalam, ternyata tempat ini banyak monyetnya. Mirip seperti Tawangmangu. Oya, sekedar tips kalau mau masuk ke Coban Rondo, jangan bawa tas plastik atau makanan ya. Pengalaman teman, tas plastiknya direbut oleh monyet. Dibuka isinya. Jika tidak menemukan yang menarik, akan ditinggal. Tapi mungkin suka-suka si monyet ya. Soalnya sepatu temen ada yang diambil juga. Dibuat mainan sebelum akhirnya ditinggal begitu saja.
Kalau lupa bawa kamera, tenang... . Di dalam ada bapak tukang foto keliling. Dia bakal fotoin dengan gaya sesukamu.
Tujuan Ketiga : MUSEUM ANGKUT
Museum Angkut ini di luar paket yang ditawarkan Nathan Tour pada awalnya. Tetapi karena sudah di Malang ya sayang buat dilewatkan. Saya sama sekali enggak ada gambaran tentang Museum ini. Karena memang liburan kali ini saya tidak mau searching. Biarlah semua berjalan apa adanya. Kecuali untuk Bromo saya memang cari-cari info.
Saya pikir Museum angkut akan seperti museum lain yang saya kunjungi. Gelap, senyap dan terkadang bercampur aroma mistis. Ya kepikiran saja, nanti isinya macam-macam angkutan. Dari yang kuno sampai moderen. jangan-jangan nanti ada angkutan yang rusak-rusak.
Ternyataaa... saya SALAH.
Museum ini lucuk. Tempatnya luas. Saat masuk kita melewati Pasar Apung. Ada banyak jajanan di sana. Saya sempat ngincer klepon dan aneka ketan. Tapi sayang enggak sempat terbeli. Untuk Museum Angkut ini kalau mau jajan pakai kartu ya.
Setelah bayar tiket, kita bakal dikasih gelang kertas. Gelang-gelang ini yang jadi kunci masuk. Ruangannya terang. Ada macam-macam transportasi. Ruangan bawah berisi transportasi darat. Ada kereta kuda, motor maupun aneka mobil. Saya kurang begitu paham sih pembagian displaynya macam apa.
Display di lantai satu |
Kebetulan saat saya berkunjung, pas jam show. Beberapa orang mengenakan kostum, diantaranya spiderman dan polisi. Mereka mengajak pengunjung menari bersama. Selain melihat beragam transportasi, museum ini menawarkan banyak spot buat foto. Ada pesawat yang memang disediakan buat tempat foto. Jika mau sewa baju pilot pun ada dengan harga yang murah. Jangan lupa mencoba simulator pesawat kepresidenan. Musti sabar antri kalau disini.
Saat berkeliling di Museum Angkut, kita seakan dibawa keliling dunia. Mulai dari Batavia tempo dulu, London , Inggris juga bergaya ala-ala cover The Beatles pun bisa. Waktu dua jam yang diberikan terasa kurang. Tapi mau bagaimana lagi. Sudah waktuya ke agenda lain. Lagipula hape juga sudah mati. Tips lagi nih, pastikan hape atau kamera terisi penuh ya. Sediakan powerbank agar totalitas dalam ambil gambar.
Minta difotoin sama salah satu pengunjung. Udah mirip cover itu ga? |
Tujuan Keempat: PETIK APEL
Buat yang senang buah apel, tempat ini cocok buat kalian. Kita berkunjung ke kebun apel dan bebas memetik dan makan. Kalau makan free, tapi kalau dibawa pulang harus ditimbang dulu dan dibayar.
Perjalanan hari ini pun berakhir di homestay. Selanjutnya mempersiapkan diri untuk esok hari. Persiapan ke Bromo. Yuk cuss tengok postingan berikutnya!
Mudik kemarin menyadarkan semakin tuanya umur ini. Saat kumpul keluarga di Hari Raya Idul Fitri, tampak semakin mendewasanya para keponakan. Perasaan kemarin masih saya gendong kemana-mana. Huhuu... .
Salah satunya Nimas. Keponakan satu ini bertambah centil. Si Mama cerita, tahun ini, siswa kelas lima SD ini sudah menyiapkan perlengkapan Idul Fitri sendiri. Mulai dari baju, mukena, bahkan tas kecil, dia yang pilih sendiri. Semua sesuai warna kesukaannya, biru.
Dulu saat saya memutuskan tinggal di ibukota, salah satu hal yang sangat saya pikirkan adalah soal udara di Jakarta. Tubuh saya memang sensitif. Jika ada yang tidak cocok, maka tubuh akan bereaksi.
Biasanya saat libur sekolah, pasti main ke Jakarta. Dan saat di Jakarta, saya terlalu lama berada di luar ruangan, maka malam harinya batuk-batuk. Begitu terus, berulang.
Untungnya di tahun ketiga di Jakarta, mungkin karena sudah terbiasa, batuk-batuk itu tak lagi dialami. Mau di luar ruangan seharian pun, saya baik-baik saja. Masalah kembali timbul sepulangnya dari mudik di kota asal, Solo.
Cemong merupakan buku kedua yang ia tulis. Nama Ida Fitri juga sering terpampang di beberapa koran nasional dan lokal melalui cerpen dan puisinya. Biasanya usai dimuat, tenaga kesehatan ini akan membagi tulisan di blog pribadinya.
Karena aku baik, aku kasih cuplikan di salah satu cerpen Cemong ya.
Suara gedebuk di belakang rumah merusak konsentrasi Bina. Kuas di tangannya meluncur tidak seperti yang dikendaki di atas kanvas. Sukses merusak garis terakhir dari lukisan yang berjam-jam lalu dikerjakannya. Ia mengutuk dalam hati.
Terkantuk-kantuk perempuan berkaca mata itu menyingkap gorden, melihat ke halaman belakang yang dipagari tembok. Ia terpana melihat bekas rumput taman terbakar dan beberapa tanaman hias juga ikut terbakar. Kegelapan halaman belakang berubah sedikit terang. - Kasus Alien Paling Membingungkan yang Pernah Ada.
Konon Bulan September adalah bulan ceria. Pas banget sih, tiga anggota grup Pungo kembali menelurkan karyanya. Karna aku orangnya seneng liat orang lain bahagia, maka aku ingin berbagi.
Ada tiga orang yang beruntung untuk mendapatkan salah satu dari buku-buku diatas. Hadiah bakal dikirim langsung dari penulisnya lho... 😍
Syaratnya gampang!!!
1. Share gambar berikut di salah satu medsos kamu. Boleh di Facebook, instagram atau twitter. Bebas! Mau ketiganya juga boleh banget.
2. Tulis hal lucu yang pernah kamu alami dan buku pilihanmu sebagai captionnya. Sertakan hastag#ReemaMiftaBagiBagiHappy.
Tag atau mention aku jika postinganmu enggak masuk hastag. Hanya peserta yang ada di hastag yang diproses. Jadi pastikan postinganmu sudah masuk di hastag.
3. Kuis ini berlangsung hingga 13 Oktober 2017. InsyaaAllah pemenang diumumkan paling lama seminggu sesudah kuis ditutup.
4. Kamu boleh share sebanyak mungkin di semua sosmed kamu. Tapi kalo terpilih tetap cuma dapat satu hadiah ya.
5. Pemenang memiliki alamat pengiriman Indonesia ya... . Selamat berjuang!!!